pulau madura dan para tokoh madura
Do you like this story?
Pulau Madura
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 7°0′ LS 113°20′ BT
Kepulauan Kepulauan Sunda Besar
Luas 4,250 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Demografi
Populasi 3.625.000 (per 2010)
Kepadatan 829/km²
Kelompok etnik Madura
Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu " M ".
Sejarah
Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masa Hindia Belanda
Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur
Ekonomi
Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.
Tokoh Madura
Tokoh Legenda
Adi Poday, Putera kedua Panembahan Blingi, bergelar Ario Palangjiwo tokoh legendaris yang suka bertapa dan melakukan perkawinan spiritual dengan Potre Koneng dan dkaruniai dua orang anak yaitu Jokotole dan Jokowedi
Potre Koneng, alias Dewi Saini cucu dari Pangeran Bukabu di Sumenep
Jokotole Anak pertama perkawinan Adipoday dan Potrekoneng yang ditemukan sedang disusui lembu putih di kandang sapi milik Mpu Kelleng yang akhirnya menjadi ayah angkatnya. Tempat dimana terdapat kandang sapi ini kelak menjadi nama Desa di daesah ini yaitu Desa Pekandangan.
Jokowedi
Mpu Kelleng, seorang pandai besi dari Desa Pekandangan Kecamatan Bluto Sumenep
Sakera :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, yang akhirnya dihukum mati oleh Kolonial belanda.
Trunojoyo
Ke Lesap1
Tokoh Kerajaan
Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
Pangeran Mas 1621-1624
Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah and Ayah dari:
Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
Raden Aria Wiraraaja :adalah :Pendiri kerjaan Majapahit . http://id.wikipedia.org/wiki/Aria_Wiraraja
Tokoh Ulama/Kyai
KH.Syaikhona Kholil :arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.
Kiai Pragalbo ...-1531. Ayah dari:
Kiai Pratanu Panembahan Lemah Duwur 1531-1592. Ayah dari: Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari Pangeran Mas 1621-1624
KH Ahmad Tidjanie Jauhari, Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami, Mekkah juga Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Madura
KH Alawie, Kiyai dari Sampang
KH. Bahaudin Mudhary, Ketua MUI Jatim, Penulis buku Dialog Ketuhanan Yesus
KH. Badrie Masduki, Tokoh NU
[sunting]Pahlawan dari Madura
Pangeran Trunojoyo
Abdul Halim Perdana Kusuma (lahir di Sampang,Madura 1,18 November 1922)
[sunting]Tokoh Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia
Mahmud,MD, Prof.Dr. :Ketua Mahkamah Konstitusi
Hadi Purnomo: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Herman Widyananda, DR. SE., M.Si.: Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Tokoh Pejabat Menteri Kabibinet Republik Indonesia
Soemarno Sosroatmodjo untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta :
Rachmat Saleh: Menteri Perdagangan
Wardiman Joyonegoro, Prof.DR.Ing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.Hartono, Menteri Dalam Negeri Jendral
Djamaludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan
Nur Mahmudi ( Ketua PKS ), Menteri Kehutanan
Tokoh Setingkat Menteri
Rahmat Saleh: Gubernur Bank Indonesia
Majid: Ketua BPS RI
Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH: Jaksa Agung RI
Tokoh sebagai Gubernur
Moch.Noer: Gubernur Jawa Timur
Soemarno Sosroatmodjo: Gubernur DKI Jakarta
Tokoh di Militer
R.HARTONO, Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD )
Muhammad Arifin, Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL )
Hanafie Asnan,Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU )
Banurusman, Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI )
Roesman Hadi, KAPLRI
Arie Sadewo, Jenderal AD, Wakil BIN
Tokoh di Dunia Pendidikan dan Peneliti
Ichlasul Amal, Rektor Universitas Gajah Mada
R. Achmady, Rektor Universitas Brawijaya (Adik Ichlasul Amal)
Afnan Troena, Rektor Universitas Brawijaya
HR Soedarso Djojonegoro, Rektor Universitas Negeri Airlangga,link:
http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html
M.Iksan Semaoen, Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura
Nurcholish Madjid, Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura), Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA
HM Rachimoellah, Guru Besar di Institute Teknologi Surabaya :
Mien Ahmad Rifai, Guru Besar IPB, Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru)Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama ) :
Azis ayahnya Iwan Djaya Azis, Pemilik Surabaya Post
Iwan Jaya Azis, Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University
Syairul Alim, Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada
Riswandha Imaw, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada
Mochtar Mas'ud, Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM
Didik Junaidi Rachbini, Prof.DR , Pengamat ekonomi dan politikus PAN :
Faisal Ismail, Guru Besar IAIN Yogyakarta dan Dubes RI di Kuwait
Latief Wiyata (CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)
Tokoh Budaya/Seniman Madura
Abdul Hadi,WM
Kadarisman Sastrodiwiryo
D. Zawawi Imron ( Celurit Emas )
Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut
Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura
Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962 Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya)
Jamal D Rahman, Pimpinan Redaksi Majalah Kebudayaan Horison
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 7°0′ LS 113°20′ BT
Kepulauan Kepulauan Sunda Besar
Luas 4,250 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Demografi
Populasi 3.625.000 (per 2010)
Kepadatan 829/km²
Kelompok etnik Madura
Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep
Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu " M ".
Sejarah
Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masa Hindia Belanda
Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur
Ekonomi
Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.
Tokoh Madura
Tokoh Legenda
Adi Poday, Putera kedua Panembahan Blingi, bergelar Ario Palangjiwo tokoh legendaris yang suka bertapa dan melakukan perkawinan spiritual dengan Potre Koneng dan dkaruniai dua orang anak yaitu Jokotole dan Jokowedi
Potre Koneng, alias Dewi Saini cucu dari Pangeran Bukabu di Sumenep
Jokotole Anak pertama perkawinan Adipoday dan Potrekoneng yang ditemukan sedang disusui lembu putih di kandang sapi milik Mpu Kelleng yang akhirnya menjadi ayah angkatnya. Tempat dimana terdapat kandang sapi ini kelak menjadi nama Desa di daesah ini yaitu Desa Pekandangan.
Jokowedi
Mpu Kelleng, seorang pandai besi dari Desa Pekandangan Kecamatan Bluto Sumenep
Sakera :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, yang akhirnya dihukum mati oleh Kolonial belanda.
Trunojoyo
Ke Lesap1
Tokoh Kerajaan
Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
Pangeran Mas 1621-1624
Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah and Ayah dari:
Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
Raden Aria Wiraraaja :adalah :Pendiri kerjaan Majapahit . http://id.wikipedia.org/wiki/Aria_Wiraraja
Tokoh Ulama/Kyai
KH.Syaikhona Kholil :arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.
Kiai Pragalbo ...-1531. Ayah dari:
Kiai Pratanu Panembahan Lemah Duwur 1531-1592. Ayah dari: Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari Pangeran Mas 1621-1624
KH Ahmad Tidjanie Jauhari, Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami, Mekkah juga Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Madura
KH Alawie, Kiyai dari Sampang
KH. Bahaudin Mudhary, Ketua MUI Jatim, Penulis buku Dialog Ketuhanan Yesus
KH. Badrie Masduki, Tokoh NU
[sunting]Pahlawan dari Madura
Pangeran Trunojoyo
Abdul Halim Perdana Kusuma (lahir di Sampang,Madura 1,18 November 1922)
[sunting]Tokoh Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia
Mahmud,MD, Prof.Dr. :Ketua Mahkamah Konstitusi
Hadi Purnomo: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Herman Widyananda, DR. SE., M.Si.: Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Tokoh Pejabat Menteri Kabibinet Republik Indonesia
Soemarno Sosroatmodjo untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta :
Rachmat Saleh: Menteri Perdagangan
Wardiman Joyonegoro, Prof.DR.Ing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.Hartono, Menteri Dalam Negeri Jendral
Djamaludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan
Nur Mahmudi ( Ketua PKS ), Menteri Kehutanan
Tokoh Setingkat Menteri
Rahmat Saleh: Gubernur Bank Indonesia
Majid: Ketua BPS RI
Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH: Jaksa Agung RI
Tokoh sebagai Gubernur
Moch.Noer: Gubernur Jawa Timur
Soemarno Sosroatmodjo: Gubernur DKI Jakarta
Tokoh di Militer
R.HARTONO, Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD )
Muhammad Arifin, Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL )
Hanafie Asnan,Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU )
Banurusman, Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI )
Roesman Hadi, KAPLRI
Arie Sadewo, Jenderal AD, Wakil BIN
Tokoh di Dunia Pendidikan dan Peneliti
Ichlasul Amal, Rektor Universitas Gajah Mada
R. Achmady, Rektor Universitas Brawijaya (Adik Ichlasul Amal)
Afnan Troena, Rektor Universitas Brawijaya
HR Soedarso Djojonegoro, Rektor Universitas Negeri Airlangga,link:
http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html
M.Iksan Semaoen, Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura
Nurcholish Madjid, Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura), Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA
HM Rachimoellah, Guru Besar di Institute Teknologi Surabaya :
Mien Ahmad Rifai, Guru Besar IPB, Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru)Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama ) :
Azis ayahnya Iwan Djaya Azis, Pemilik Surabaya Post
Iwan Jaya Azis, Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University
Syairul Alim, Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada
Riswandha Imaw, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada
Mochtar Mas'ud, Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM
Didik Junaidi Rachbini, Prof.DR , Pengamat ekonomi dan politikus PAN :
Faisal Ismail, Guru Besar IAIN Yogyakarta dan Dubes RI di Kuwait
Latief Wiyata (CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)
Tokoh Budaya/Seniman Madura
Abdul Hadi,WM
Kadarisman Sastrodiwiryo
D. Zawawi Imron ( Celurit Emas )
Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut
Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura
Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962 Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya)
Jamal D Rahman, Pimpinan Redaksi Majalah Kebudayaan Horison

This post was written by: oja setiawan
oja setiawan is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “pulau madura dan para tokoh madura”
Posting Komentar